Jumat, 20 Desember 2013

Pemuliaan Tanaman Terung


Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
sebuah karya pertanian Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544. Banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa pohon ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum melongena, berasal dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung.
Karena terung merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun, sebagaimana buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung dapat dimakan tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang yang lain, memakan buah terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat, kentang, dan merica hijau atau lada) bisa berpengaruh pada kesehatan.
Sebagian buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta mengakibatkan gastritis. Karena itulah, sebagian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan alami, mengatakan bahwa terung dan genus terkait dapat mengakibatkan atau memperburuk artritis dengan kentara dan justru itu, harus dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya.
  
Bab II
Tinjauan Pustaka
Inkompatibilitas yaitu ketidak cocokan (kromosom/gen) dalam berpasangan yang menyebabkan gagalnya pembuahan sendiri. Terjadi pada hewan atau tumbuhan tingkat tinggi maupun tanaman tigkat tinggi. Inkompatibilitas pada tanaman tingkat tinggi, yaitu untuk mencegah pembuahan sendiri. Berdasarkan marfologi bunga inkompatibilitas dibagi menjadi:
1. Inkompatibilitas Homomorfik (putik dan benang sari sama panjang)
a) Gametofitik
Terhentinya pertumbuhan tabung tepung sari di dalam putik multi alel. Interaksi antara tepung sari yang haploid dengan sel-sel putik yang diploid. Jika alel tepung sari sama dengan alel putik, maka pertumbuhan tabung serbuk sari terhenti dan sebaliknya.
Pada system gametofit , inkompatibilitas terjadi bila serbuk sari dan kepala putik mempunyai alel yang sama. b) Sporofitik
Dikendalikan oleh alel dominant pada putik. Putik yang mempunyai alel tersebut maka pollen tidak dapat tumbuh. System safrofit mengandung bentuk dominansi yaitu S1 yang dominant terhadap seluruh alel lain, S2 juga demikian kecuali terhadap S1 dan seterusnya. Ada mikrosporogenesis semua serbuk sari, sifat genotif akan muncul pada fenotif alel dominant pada jaringan jantan diploid. Misalnya, jantan S1 S2 akan menghasilkan fenotip S1, meskipun disana dijumpai genotip S2. pada gamet betina tidak dijumpai ekspresi dominant dan betina berfungsi sama seperti seperti system gametofit. Pada system saprofit, persilangan gamet betina S1 S2 x jantan S1 S3 adalah tidak cocok inkompatibel karena adanya efek dominansi pada jantan, bahwa kedua serbuk sari S1 dan S2 mempunyai fenotip S1¬. selama S1¬ besifat inkompatibel terhadap jaringan tangkai putik S1 S2 maka tidak akan terjadi pembuahan. Persilangan resiprok juga akan menghasilkan proses yang inkompatibel. (James R.Welsh dan Johanis P.Mogea, 1991:63)
Inkompatibilitas dapat terjadi baik pada system gemotofit maupun sporofit. Perbedaan antara system saprofit dan gametofit terletak pada adanya beberapa alel S yang homozigot.
2. Inkompatibilitas Heteromorfik. Ada dua tipe;
a)              Putik pendek dan benang sari panjang atau disebut pin.
b)              b) Putik panjang dan benang sari pendek atau disebut thrum . Biji terbentuk jika dua tipe berlainan disilangkan Biji tidak terbentuk jika dua tipe yang sama disilangkan
c)              Tipe putik pendek dan benang sari panjang mempunyai alel S yang dominant dan heterozigot (Ss).
d)              Tipe putik panjang dan benang sari pendek selalu homozigot resesif (ss).
Tumbuhan bunga yang mempunyai bunga dengan pistil dan anter yang menghasilkan ovum maupun polen yang fertil dan viabel tidak selamanya dapat melakukan polinsi sendiri. Seandainya dapat melakukan polinasi tumbuhan tersebut tidak berhasil melakukan fertilisasi. Hal ini disebabkan imkompatibilitas seksual pada tanaman tersebut sehingga polennya tidak dapat membuahi ovum. Inkompatibilitas seksual dibedakan menjadi dua: 1) interspesifik, dan 2) intraspesifik. Inkompatibilitas intra spesifik disebut self-incompatibility (inkompatibilitass sendiri), secaara morfologi ada 2 tipe self-incompatibility yaitu heteromorfi dan homomorfi. Jika inkompatibilitas homorfi ini disebabkan genotip dari gametogenotip disebut gametophyctic self-incompability (GSI), jika disebabkan genotip dari sporofitnya disebut sporofit self-incompability (SSI). Kemajuan teknologi pada saat ini telah menunjukkan keberhasilan dalam usaha menanggulangi masalah inkompatibilitas seksual pada beberapa tumbuhan. (Subag Sistem Informasi BAAKPSI UM, 2005.)


Bab III
Bahan dan Metode
Dalam persilangan tanaman terung hijau ini, dipilih bunga yang masih kuncup sebagai induk betina. Sebagai bunga jantan digunakan bunga yang sudah matang atau memiliki serbuksari matang. Penyilangan dilakukan pada Selasa, 27 November 2012 di Kebun Percobaan Faperta UR.
Alat-alat yang digunakan; pinset, sebagai alat untuk mengambil serbuksari dari bunga betina, isolasi transparan sebagai alat untuk isolasi. Morfologi Bunga Terung;  Bentuknya seperti bintang, Warna bunganya antara putih hingga ungu, Mahkota yang memiliki lima lobus, Benang sarinya berwarna kuning, Bunga tidak mekar secara serempak (Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih   dulu dari pada putik. Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari) dan Penyerbukan bunga terung dapat terjadi secara silang ataupun menyerbuk sendiri.
Teknik persilangan (Hibridisasi buatan) Terung hijau
1.      Persiapan
Proses ini meliputi :
ü  Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat melakukan persilangan terung
ü  Mengetahui morfologi terung dan reproduksi terung
ü  Pemilihan tetua betina dan tetua jantan yang ingin disilangkan


2. Pemilihan kuncup bunga
                  Pemilihan kuncup bunga dilakukan dengan memilih bunga yang masih kuncup. Ini bertujuan agar bunga yang akan dijadikan induk betina belum mengalami penyerbukan dengan serbuksari yang lain.

3.      Kastrasi
Pembersihan/ pembuangan bagian tanaman yang ada disekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai, organ tanaman lain yang menggangu persilangan, serta pembuangan mahkota dan kelopak cabai
4.      Emaskulasi
Yaitu kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina yang akan disilangkan. Metode emaskulasi yang digunaan pada praktikum persilangan terung ini adalah Metode Kliping atau Pinset
5.      Pengumpulan serbuk sari
Yaitu kegiatan mengambil serbuk sari dari tetua jantan yang telah dipilih sebelumnya. Pada praktikum ini alat yang digunkan untuk mengambil serbuk sari adalah pinset.
6.      Penyerbukan
Yaitu meletakkan serbuk sari yang telah diambil dari tetua jantan kekepala putik tetua betina. Lakukan dengan hati-hati supaya tidak terjadi luka pada kepala putik, agar tidak terinfeksi penyakit.
7.      Isolasi
Isolasi adalah kegiatan menutup bunga tetua betina yang telah dilakukan persilangan dengan menggunakan solatip atau sejenisnya, dengn tujuan gr serbuk sari dari tanaman yang lain tidak menempel pada putik tetua betina yang disilangkan
8.      Pelabelan
Pelabelan dilakukan untuk membedakan tanaman mana yang sudah disilangkan.



Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Penyilangan yang dilakukan tidak berhasil, ada banyak factor yang menyebabkan kegagalan tersebut. Penyebab utama adalah kesalahan dalam pengambilan serbuksari yang dipakai untuk penyerbukan dengan tetua betina. Selain itu, terjadi pembusukan pada bunga betina, ini menyebabkan bunga jadi rusak, sehingga mengundang datangnya hama yang merusak kepala putik.
Ada dua pasang bunga yang disilangkan, keduanya tidak berhasil melakukan pembuahan.  Kemungkinan Penyebabnya sama, bunga busuk sehingga pembuahan gagal. Penyilangan dilakukan pada saat musim hujan, kesalahan saat pengisolasian juga akan mempengruhi keberhasilan. Bagian bunga betina yang terluka akibat emaskulasi mengkibatkan infeksi, sehingga saat terkena air akan terjadi pembusukan akibat bakteri pathogen atau hama penyakit.
Pada bunga tanaman terung mempunyai disrtibusi bunga pada tanaman adalah monocious. kemungkinan tanaman ini dapat menyerbuk sendiri karena alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada satu tanaman itu sendiri. Selain itu didukung oleh ekspresi bunga yang sempurna. Pada bunga terung terjadi self pollination karena stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, sehingga tanaman lain tidak bisa menyerbuki kepala putiknya. Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan karena bunga tidak membuka, serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar, stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, dan stigma memanjang melalui tabung stigminal segera setelah anther terbuka.


Penutup
Kesimpulan
Bunga memiliki organ reproduksi yaitu stamen dan pistil. Selain itu petal pada bunga berfungsi untuk mempercantik bunga. Jenis bunga yaitu bunga sempurna (perfect) yaitu bunga biseksual, stamen dan pistil terletak pada bunga yang sama. Bunga tak sempurna (imperfect) yaitu bunga uniseksual, stamen dan pistil terdapat pada bunga yang berbeda taua terpisah. Bunga lengkap (complete), yang mempunyai keempat organ bunga yaitu sepal, petal, stamen dan pistil.
Bunga tak lengkap (incomplete), yang tidak mempunyai satu atau dua organ bunga.
Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan karena bunga tidak membuka, serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar, stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, dan stigma memanjang melalui tabung stigminal segera setelah anther terbuka.
Disrtibusi bunga pada tanaman yaitu monocious dan diocious serta ekspersi bunga yaitu sempurna dan tidak sempurna menentukan juga apakah bunga tersebut dapat menyerbuk silang (cros


Selasa, 19 November 2013

KANDUNGAN KIMIA KUNYIT DAN PEMANFAATAN KUNYIT

BAB I PNAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kunyit (Curcuma domestica Val) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayahAsia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerahIndo-Malaysia,Indonesia,Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orangIndonesia danIndia serta bangsaAsia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga.
Beberapa kandungan kimia rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsirisebanyak 6% yang terdiri dari golongan,senyawa monoterpen dansesquiterpen (meliputi zingiberenalfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%,monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C.
. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin

1.2  Manfaat dan Tujuan

Kunyit yang berbentuk seperti umbi batang,berwarna kuning dan berbau segar mengandung banyak mafaat dan tujuan .Beberapa dari manfaat dan tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1.2.1       Untuk Menambah Darah

Kunyit diperas dengan air masak yang sudah dingin,kemudian disaring dandicampur dengan gula enau ditambah garam sedikit terus diminum.

1.2.2       Untuk Penghalus Kulit

Dibuat ramuan bedak seperti yang diterapkan dimuka dalam membuat bobokan atau sebagai lulur yang juga menghaluskan kulit badan/




BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kunyit
  1. Kunir, kunyit, temulawak (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerahIndo-Malaysia,Indonesia,Australia bahkan Afrika
  2. Kunyit (Curcuma domestica Val) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayahAsia khususnya Asia Tenggara
  3. Kunyit (Curcuma domestika) adalah tanaman asli Asia Tenggara, mempunyai rasa yang pahit, agak pedas, baunya khas aromatik, rimpang berwarna kuning kejingga-jinggaan. Batangnya berwarna hijau atau agak keunguan, berdaun 4 sampai 8 helai, bunganya berwarna cokelat dan ditengahnya berwarna kemerah-merahan dan kuning. Kunyit cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 1000 m dari atas permukaan laut.
  4. Kunyit (Curcuma domestic) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayahAsiakhususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerahIndo-Malaysia,Indonesia,Australiabahkan Afrika.
  5. Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak yang bersifat tahunan ( perinal )yang tersebar di seluruh daerah tropis . Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar di sekitar hutan / bekas kebun . Di perkirakan berasal dari binar pada ketinggian 1300 – 1600 m dpl , ada juga yang megatakan bahwa kunyit berasal dariindia. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kuekum dan yunani Karkom . Pada tahun 77 – 78 sm , Dioscorides menyabut tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe , tetapi pahit , kelat dan sedikit pedas , tetapi tidak beracun . Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya diIndia,ChinaSelatan,Taiwan,Indonesia( Jawa ) dan Filipina .
2.2 karakteristik skema kunyit kuning
?
Kunyit
Rizoma kunyit


Divisi:
Kelas:
Subkelas:
Ordo:
Familia:
Genus:
Spesies:
C. longa
Curcuma longa
Linnaeus1758

Nama Lokal :
Turmeric (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (IndonesiadanMalaysia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura);

2.3 Komposisi dan Kandungan
Komposisi Dan Kandungan Kimia : Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin ,desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya. Kandungan Zat : Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 – 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak atsiri / Volatil oil ( Keton sesquiterpen , turmeron , tumeon 60%, Zingiberen 25%,felandren , sabinen , borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya.
2.4 Manfaat/khasiat kunyit
Beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan, kunyit memunyai aktivitas sebagai antiinflamasi (antiperadangan), aktivitas terhadap peptic ulcer, antitoksik, antihiperlipidemia, dan aktivitas antikanker.
Penyakit Yang Dapat Diobati ,kandungan utama kurkumin dan minyak atsiri, berfungsi untuk pengobatan hepatitisantioksidan, gangguan pencernaan, anti mikroba (broad spectrum), anti kolesterol, anti HIV, antitumor (menginduksi apostosis), menghambat perkembangan sel tumor payudara (hormone dependent and independent), menghambat ploriferasi sel tumor pada usus besar (dose-dependent), anti invasi, anti rheumatoid arthritis (rematik), mempunyai prospek yang cerah pada sektor industri hilir (Gambar 5) dalam berbagai bentuk (ekstrak, minyak, pati, makanan/minuman, kosmetika, produk farmasi dan IKOT/IOT). Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang (Waterproken)

2.5 Kreatifitas Pengolahan

kunyit memiliki banyak manfaat bagi mereka yang pnya kreatifitas dalam mengolah nya contohnya sebagai berikut:

1 rimpang kunyit ditumbuk sampai halus dan dibalurkan seputar payudara sekali setiap 2 hari terutama pada masa awal menyusui.
Haid tidak lancar
2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh biji pala, 1/2 genggam daun srigading.  Semua bahan ditumbuk halus, direbus dgn 1 liter air sampai mendidih, saring dinginkan.
Minum 1 gelas sehari.
Sakit Keputihan / Pek Tay
2 rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1 potong gula aren.  Semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian di saring.
Minum 1 gelas sehari.
Perut mulas pada saat haid
1 rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 2 rimpang kencur sebesar 4 cm.  Semua  bahan  dicuci bersih dan diparut, ambil airnya.  Tambahkan perasan jeruk nipis, diseduh dgn stengah gelas air panas, kemudian saring.
Tambahkan garam dan gula sesuai selera.  Minum pada hari pertama haid.
Diabetes mellitus
3 rimpang kunyit + 1/2 sendok the garam direbus dgn 1 liter air sampai mendidih kemudian saring dan dinginkan.  Minum rebusan ini @ stengah gelas 2x seminggu
Tifus
2 rimpang kunyit + 1 bonggol sere + 1 lembar daun sambiloto ditumbuk halus, tambahkan 1 gelas air hangat, aduk rata kemudian disaring.  Minuman ini diminum sekali sehari selama 1 minggu.
Berak lendir
1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4  sendok makan kapur sirih direbus bersama 2 gelas air sampai mendidih dan tinggal 1 gelas.  Saring.  Minum pagi dan sore masing2 stengah gelas.
Usus buntu
1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren. Garam secukupnya.   Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring.  Minum setiap pagi setelah makan.
Disentri
1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya.  Semua bahan  direbus dengan 2 gelas air sampai  tinggal 1 gelas kemudian disaring.  Diminum  sampai sembuh
Cangkrang (Waterproken)
2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng, ditumbuk sampai halus, kemudian oleskan dibagian yg sakit
Amandel
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu.  Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk
sampai merata dan disaring.  Minum secara rutin 2 hari sekali
Morbili
1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle ditumbuk sampai halus dan oleskan kebagian yg sakit.




BAB III PENUTUP


3.1 kesimpulan
Dilihat dari latar belakang di atas dapat disimpulnak bahwa:
  1. kunyit merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahanbakuobat juga dipakai sebagai bumbu dapur dan zat pewarna alami.
  2. Dilihat dari maanfaatnya setelah dilakukan beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan, kunyit memunyai aktivitas sebagaiantiinflamasi (antiperadangan), aktivitas terhadap peptic ulcer, antitoksik, antihiperlipidemia, dan aktivitas antikanker.

Kandungan kimia

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
Kunyit bisa dipakai untuk menyembuhkan beberapa hal yang berkaitan dengan penyimpangan pada kerja ginjal, terutama pada bebrapa kasus-kasus yang ditandai dengan bau badan yang tidak sedap dan mata yang tidak tahan terhadap sinar, penggunaan kunyit adalah sangat effektif, yaitu dengan meminum segelas juice kunyit (dibuang ampasnya), selama 2 minggu berturut-turut.

Cara sederhana adalah :
  1. Ambil segenggam kunyit, lalu kupas
  2. Parut atau jus dengan blender (biasa ditambahkan air secukupnya)
  3. Didihkan 2-3 kali (biasa ditandai dengan pemuaian)
  4. Tambahkan garam sedikit (seujung sendok)
  5. Saring dan Peras
  6. Tuangkan perasan jeruk nipis (1 - 3 biji, sesuai selera)
  7. Tambahkan gula atau madu
  8. Minum (lebih baik dalam keadaan hangat)

Jumat, 31 Mei 2013

COCOPEAT

   Cocopeat 


  Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut). (http://www.e-smartschool.com/) setiap memproduksi serat sabut sebanyak 1 ton bersamaan dengan itu dihasilkan 1,8 cocopeat

     Sabut kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa. Ketebalan sabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar (exocarpium) dan lapisan dalam (endocarpium). Endocarpium mengandung serat-serat halus yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat tali, karung, pulp, karpet, sikat, keset, isolator panas dan suara, filter, bahan pengisi jok kursi/mobil dan papan hardboard. Satu butir buah kelapa menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30% serat. Komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas, arang, ter, tannin, dan potasium (Rindengan et al., 1995)

     Pemanfaatan sabut kelapa yang tidak kalah menarik adalah sebagai coco peat yaitu sabut kelapa yang diolah menjadi butiran-butiran gabus sabut kelapa. Coco peat dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk serta dapat menetralkan keasaman tanah. Karena sifat tersebut, sehingga coco peat dapat digunakan sebagai media yang baik untuk pertumbuhan tanaman hortikultura dan media tanaman rumah kaca
Cocopeat adalah media tanam yang dibuat dari sabut kelapa. Oleh karena itu, paling mudah ditemukan di negara-negara tropis dan kepulauan, seperti Indonesia.


     Cocopeat diperkirakan akan menjadi alternatif dunia bagi peningkatan kesuburan tanah, sebab bila dicampurkan dengan tanah berpasir hasil tanam pun menabjubkan. Hanya saja unsur hara tanah tidak tersedia dalam cocopeat untuk itu pupuk masih sangat dibutuhkan. Cocok buat pembibitan, perkebunan, pertanian bahkan untuk tanaman anthurium. Kelebihan sekam dan serbuk gergaji meningkatkan sirkulasi udara dan sinar matahari ada pada cocopeat, tapi kelemahanan sekam dan serbuk gergaji bersifat panas dan bertahan hanya 6 bulan saja berbeda dengan cocopeat yang netral dan tahan lama.
Kekurangan cocopeat adalah banyak mengandung zat Tanin. Zat Tanin diketahui sebagai zat yang menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk menghilangkan zat Tanin yang berlebihan, maka bisa dilakukan dengan cara merendam cocopeat di dalam air bersih selama beberapa jam, lalu diaduk sampai air berbusa putih. Selanjutnya buang air dan diganti dengan air bersih yang baru. Demikian dilakukan beberapa kali sampai busa tidak keluar lagi

     Sebagai penutup: Cocopeat merupakan serabut kelapa yang sudah disterilisasi . Cocopeat bersifat menyimpan air. Dengan menggunakan cocopeat penyiraman dapat dilakukan dengan lebih jarang. Penyiraman dilakukan setelah media kering.Perlakuan cocopeat sebelum digunakan sebagai media tanam untuk anggrek.Serabut kelapa mengandung zat tanin, atau zat anti gizi. Adanya zat tanin ditandai dengan keluarnya warna merah bata saat serabut kelapa direndam dalam air. Sebelum digunakan rendam selama sehari atau direbus terlebih dahulu sampai warna merah yang keluar benar-benar berkurang http://iswaraorchid.wordpress.com/

Cocopeat (Serbuk Sabu Kelapa) Balok Ukuran skala rumah tangga
Cocopeat adalah serbuk halus sabut kelapa yang dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa. Dalam proses penghancuran sabut dihasilkan serat yang lebih dikenal fiber, serta serbuk halus sabut yang dikenal cocopeat. Serbuk tersebut sangat bagus digunakan sebagai media tanam karena dapat menyerap air dan menggemburkan tanah. Selain itu cocopea juga bias digunakan sebagai media ternak cacing, bahan baku panel untuk furniture, dan bahan baker pembuatan batu bata.
Cara Membuat Cocokpeat :

Bahan :
Serbuk Sabut Kelapa 5,5 kg.

Alat :
• Mesin Pengayak
• Mesin Pengepres

Cara Membuatnya :

Terlebih dahulu jemur bahan baku yang masih berupa serbuk sabut kelapa mentah selama 1 hari atau sampai kadar air dibawah 15%. Karena tanpa alat ukuran kelembaban (Hydrometer), maka bias dipastikan secara manual, misalnya sekian cocopeat yang ditempatkan dalam suatu wadah, jika bobotnya lebih dari 1 kg, maka dopastikan belum mencapai kadar air dibawah 15%.
Jika kadar air serbuk sudah dibawah angka 15%, lanjutkan dengan tahap pengayakan. Hasil pengayakan disebut dengan “dust”.
Sisa pengayakan berupa serbuk kasar dipisahkan dari yang halus “dust” dan bias langsung dijual untuk bahan baker pembuatan batu bata atau papan serbuk.
Dust kemudian di press dengan mesin pengepress.
Jadilah cocopeat balok. Kemas dengan plastic transparan dan karung. Cocopeat balok siap dijual.



Minggu, 13 Januari 2013

SNI KENTANG SEGAR


SNI KENTANG SEGAR
(STANDAR NASIONAL INDONESIA)

Definisi : Kentang segar adl. Umbi batang tanaman kentang dalam keadaan utuh, bersih dan segar.
·         Keseragaman warna & bentuk : Keseragaman warna kulit; Kuning atau Merah.
·         warna daging : Putih, Kuning, Putih kekuning-kuningan atau kuning keputiha-putihan.
·         Bentuknya : Bulat, Lonjong/ Lonjong bulat.
·         Keseragaman Ukuran : Ukuran yang seragam sesuai dg penggolongan 4 macam ukuran berat. Toleransi diatas/dibawah ukuran berat masing-masing 5 % maksimum.
·         Ke rataan permukaan Kentang : rata bila tidak lebig dari 10 % berat kentang dalam partai mempunyai benjolan yg lebig besar dari 1 Cm.
·         Kotoran : semua bahan bukan kentang spt tanah, pasir, batang, daun dsbnya.
·         Kentang cacat : Kentang yang berpenyakit, berhama, bertunas, pecah, burabah warna, bermata dalam atau karena kerusakan lain, kecuali bila cacat tersebut dapat dihilangkan dg pengupasan biasa dan hasil terkupas tidak kurang 90 % dari berat kentang. Toleransi thd yg berpenyakit maksimum 1 % untuk Mutu I dan 2 % untuk Mutu II.
·         Ketuaan ketang : sifat yg ditunjukan oleh kulit kentang yg tidak mudah mengelupas.
·         Tua bila Kulit kentang kuat & tidak lebih dari 5 % berat kentang dalam partai mempunyai kulit yg mengelupas lebih dari ¼ bagian permukaan.
·         Cukup tua : bila kulit kentang cukup kuat & tidak lebih dari 10 % berat kentang dalam partai mempunyai kulit yg mengelupas lebih dari ¼ bagian permukaannya.


KLASIFIKASI / PENGGOLONGAN

Menurut ukuran berat kentang segar digolongkan menjadi :

  1. Kecil               : 50 g ke bawah
  2. Sedang                        : 51 g – 100 g.
  3. Besar              : 101 g – 300 g.
  4. Sangat Besar  : 301 g ke atas.


Sedangkan menurut Mutunya dapat digolongkan jadi dua :

No

Jenis Uji

Satuan

Mutu I

Mutu II

1.

2.
3.
4.
5.
6.
Keseragaman warna & bentuk.
Keseragaman ukuran.
Kerataan Permukaan k
Kadar Kotoran (bb/bb)
Kentang cacat (bb/bb)
Ketuaan kentang
-

-
-
%
%
-
Seragam

Seragam
Rata
Maks 2,5
Maks 5
Tua
Seragam

Seragam
Nirsyarat
Maks 2,5
Maks 10
Cukup tua

CARA PENGAMBILAN CONTOH

Jumlah kemasan dlm Lot

Juml. kemasan yg diambil
1 sampai 3
4 sampai 25
26 sampai 50
51 sampai 100
101 sampai 150
151 sampai 200
201 atau lebih
Semua
3
6
8
10
12
15
Pengambil contoh harus orang yang terlatih, berpengalaman dan mempunyai ikatan dg badan hukum.

                                    Berat Jml butir diatas/dibawah ukuran
Keseragaman =                                                        X 100 %
                                                            Berat seluruh cuplikan

                                    Butir2 yg mempunyai benjolan > 1 cm
Kerataan =                                                               X 100 %
                                                Berat seluruh cuplikan

                                                            Berat kotoran
Kadar kotoran =                                                            X 100 %
                                                            Berat Cuplikan

                                                            Butir2 kentang yg cacat
Jml Contoh yg cacat =                                                                        X 100 %
                                                            Berat seluruh cuplikan

                         Brt contoh yg kulitnya mengelupas > 1/4
Ketuaan =                                                                                           X 100 %
                                                Berat seluruh cuplikan

SNI TOMAT SEGAR
(STANDAR NASIONAL INDONESIA)

Tomat segar adl Buah dari tanaman tomat (Lycopersicum esculentum, Mill) dalam keadaan utuh, segar dan bersih.
Kesamaan sifat varietas : Kesamaan sifat varietas dinyatakan seragam apabila terdapat keseragaman dalam bentuk tomat normal (bulat, bulat lonjong, bulat pipih; lonjong dan beralur) dan warna kulit buah.
Tingkat ketuaan : Buah tomat dinyatakan tua apabila buah tomat telah mencapai tingkat perkembangan fisiologis yg menjamin proses pematangan yg sempurna dan isi dari dua atau lebih rongga buah telah berisi bahan yg mempunyai konsistensi/kekentalan serupa jelli dan biji-biji telah mencapai tingkat perkembangan yg sempurna. Buah tomat dinyatakan terlalu matang dan lunak apabila buah tomat telah mencapai kematangan penuh dg tekstur daging yg lunak dan dianggap telah lewat waktu pemasarannya.
Ukuran : ukuran dinyatakan seragam apabila telah sesuai dg penggolongan 3 macam ukuran berat yg ditentukan dg tolenransi 5 % (jumlah/jumlah) maks.
Kotoran : Kotoran dinyatakan tidak ada apabila tidak terdapat kotoran/ benda asing yg menempel pada tomat atau berada dalaam kemasan yg mempengaruhi kenampakannya. Bahan penyekat dan pembungkus tidak dianggap sebagai kotoran.
Kerusakan : Tomat dinyatakan rusak apabila mengalami kerusakan atau cacat oleh sebab fisiologis, mekanis dan lain-lain yg terlihat pada permukaan buah.
Busuk : Tomat dinyatakan busuk apabila mengalami pembusukan akibat kerusakan biologis.



KLASIFIKASI / PENGGOLONGAN


Menurut beratnya tomat segar digolongkan dalam :

  1. Besar              : lebih dari 150 g / buah
  2. Sedang                        : 100 g – 150 g / buah
  3. Kecil               : Kurang dari 100 g / buah.



Spesifikasi persyaratan mutu



No

Jenis Uji
Satuan
Mutu I
Mutu II
1.
2.


3.
4.
5.
6.
Kesamaan sifat variet
Tingkat ketuaan


Ukuran
Kotoran
Kerusakan (jml/Jml)
Busuk (jml/jml)
-
-


-
-
%
%
Seragam
Tua tk terla mtng
Tk trl lunk
Seragam
Tidak ada
Maks. 5
Maks. 1
Seragam
Tua tk terl matng, tk terl lunk
Seragam
Tidak ada
Maks. 10
Maks. 1


CARA PENGAMBILAN CONTOH


Jml. kemasan dlm lot

Jml. kemasan yg diambil

1 sampai 100
101 sampai 300
301 sampai 500
501 sampai 1000
lebih dari 1000
5
7
9
10
15 (minimum)

SNI SALAK
(STANDAR NASIONAL INDONESIA)

Salak adl buah dari tanaman salak (Salacca edulis Reinw)
Dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih.


KLASIFIKASI / PENGGOLONGAN


Menurut beratnya Salak digolongkan dalam :

1.      Besar                    : lebih dari 61 g / buah
2.      Sedang      : 33 g –60 g / buah
3.      Kecil                     : Kurang dari 32 g / buah.

Spesifikasi persyaratan mutu


Karakteristik
Syarat
Cara pengujian
Mutu I
Mutu II
Kesamaan sifat Var.
Tingkat Ketuaan
Kekerasan
Kerusakan Kulit Buah
Ukuran
Busuk % (bb/bb) minim
Kotoran
Seragam
Tua Ttm
Keras
Klt b.Utuh
Seragam
1
Bebas
Seragam
Tua Ttm
Cukup K
Kl Kr Ut
Kr. Serg
2
Bebas
Organolep.
Organo.
Organo.
Organo.
SP-SMP.
SP-SMP.
Organo.

Kesamaan sifat Varietas : Dinyatakan seragam apabila salak dlm satu lot seragam dlm bentuk umum buah, bentuk sisik kulit, warna kulit, suing buah dan bentuk biji.
Tingkat ketuaan : Dinyatakan tua apabila salak telah mencapai tingkat pertumbuhan yg menjamin dpt tercapainya proses pematangan yg sempurna. Dinyatakan terlalu matang apabila salak matanag penuh dg kulit buah pecah-pecah, tekstur daging buah lunak dan dg rasa yg demikian hingga dianggap telah lewat waktu pemasaran.
Kekerasan : Dinyatakan keras apabila daging buah segar dan tidak lunak serta tidak liat. Cukup keras, berarti daging buah agak liat.
Kerusakan kulit buah : dinyatakan utuh apabila tidak retak dan tidak ada bagian yg terkelupas, tetapi tidak lebih dari 10 % permukaan buah.

Ukuran : Dinyatakan seragam apabila salak dlm satu lot berukuran seragam menurut golongan ukurannya berdasarkan berat perbuah yg telah ditentukan dg toleransi 5 %  jumlah / jumlah maksimum.

Busuk : Dinyatakan busuk apabila salak mengalami kerusakan atau cacat oleh sebab biologis, fisiologis, mekanis dan lain-lain sedemikian rupa sehingga daging buahnya yg terkena tidak dapat dipergunakan.

Kotoran : Dinyatakan bebas dari kotoran apabila salak bebas dari benda asing, seperti tanah, bahan tanaman dan lain-lain, yg menempel pd buah atau berada dalam kemasan yg mempengaruhi kenampakannya. Bahan penyekat/pembungkus tidak dianggap sebagai kotoran.

Cara pengambilan contoh dlm kemasan : Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan spt terlihat pd tabel di bawah. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 2 kg dari bagian atas, tengah dan bawah diambil secara  acak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisis.


Jml. kemasan dlm partai/lot

Jml. Kemasan yg diambil
       sampai dengan 100
101 sampai dengan 300
301 sampai dengan 500
501 sampai dengan 1000
di atas 1000
5
7
9
10
15 (minimum)

Catatan : Khusus utk pengujian kerusakan dan busuk jml contoh akhir sebanyak 100 buah. Pengujian dpt dilakukan di lapang.
Produk dalam curah (in bulk): sekurang-kurangnya 5 contoh diambil secara acak sesuai dg jumlah berat total spt dlm tabel di bawah ini. Contoh-contoh tersebut diambil dari bagian atas, tengah, bawah serta berbagai sudut dicampur, kemudian diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisis.


Jml. Brt. lot (kg)
S/d 200
201 -500
501 - 1000
1001- 5000
> 5000
Jml. Brt. Contoh yg diambil (kg)
10
20
30
60
100 (minim)
Catatan : sama dg tabel di atas.


Pengemasan : salak dikemas dalam besek, keranjang bambu, peti kayu ataupun kemasan lain yg sesuai dg berat bersih maksimum 40 kg.
Daun kering, kertas ataupun bahan lain dapat dipakai sebagai penyekat. Isi dari kemasan tidak melebihi tutupnya.

Pemberian label :
Dibagian luar keranjang diberi label dengan tulisan :
1.      Nama barang
2.      Jenis mutu
3.      Nama / kode perusahaan / eksportir
4.      Golongan ukuran
5.      Berat bersih
6.      Hasil Indonesia
7.      Negara / tempat tujuan
8.      Daerah asal.







SNI BUAH  RAMBUTAN SEGAR
(STANDAR NASIONAL INDONESIA)

Buah rambutan segar adl buah dari tanaman rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dalam tingkat ketuaan optimal, utuh, segar dan bersih.
Keseragaman kultivar adl keseragaman kenampakan buah rambutan segar dari kultivar tertentu spt: Simacan, Binjai, Lebak Bulus, Rapiah dll. Yg ditandai dg bentuk dan warna buah.
Panjang tangkai adl. ukuran panjang tangkai buah dari ujung yg  melekat pd permukaan buah sampai bekas potongan tangkai buah.

KLASIFIKASI / PENGGOLONGAN


Menurut beratnya Buah Rambutan segar untuk masing2 kultivar digolongkan dalam 2 jenis mutu I & II.

Klasifikasi Berdasarkan Ukuran Berat
Kultivar

Besar

Kecil
Jumlah / kg
Jumlah / kg
Binjai.
Lebak Bulus.
Rapiah.
Simacan.
Maks. 20
Maks. 35
Maks. 30
Maks. 40
> 20
        > 35
           > 30
> 40

Persyaratan Mutu
Jenis Uji
Satuan

Persyaratan

Mutu I

Mutu II
Keseragaman Kultivar
Keseragaman Ukuran *)
Tingkat Kesegaran
Tingkat Ketuaan Buah*)
Bh Cacat dab/busuk (J/J)
Pangkal tangkai:
  1. dlm bentuk Ikatan
  2. dlm btk. Buah lepas
Kadar kotoran (bbt/bbt)
Serangga hidup & / mati
-
-
-
-
%

cm
cm
%
-

Seragam

Seragam

Segar

Tepat

0

Maks. 10
Maks. 0,5
0
Tidak ada
Seragam
Kurang S.
Kurang Sg

Kurang Tp

0

maks. 10
maks. 0,5
0
Tidak ada
*) Sesuai dg Kultivarnya.




SNI
(Standar Nasional Indonesia)

JAHE UNTUK BAHAN BAKU OBAT

(SNI 01-7087-2005)


ICS 11-120-20. Badan Standardisasi Nasional.


Daftar Isi

Daftar isi
Prakata
1.      Ruang Lingkup
2.      Acuan Normatif
3.      Istilah dan Definisi
4.      Syarat Mutu
5.      Cara Pengambilan Contoh
6.      Cara Uji
7.      Cara Pengemasan
8.      Pemeriksaan Contoh
Bibliografi

Prakata

            Standar jahe untuk bahan baku obat disusun dan dirumuskan oleh Panitia Teknis 78A Produk Segar Pangan, Hortikultura dan Perkebunan dan elah dibahas dalam rapat konsensus nasional di Jakarta pada tanggal 18 Juni 2003 yang dihadiri oleh wakil-wakil produsen, konsumen, asosiasi, balai-balai penelitian, peguruan tinggi, serta  instansi pemerinah yang terkait.
            Standar ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu (Quaity assurance) mengingat jahe untuk ahan baku obat banyak diperdagangkan serta mempengaruhi mutu dan produksi bat.
            Standar jahe untuk bahan baku obat disusun dengan mangacu pada :
a.         Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 1992, tentang Budidaya Tanaman.
b.         Peraturan Pemerinah No. 44 tahun 1995, tentang Perbenihan Tanaman.
c.         Keputusan Meneri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002, tentang Pelaksanaan Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian.
d.        Keputusan Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997, tentang Sertifikasi dan Pengawasan Benih Bina.

Jahe untuk bahan baku obat

1.      Ruang Lingkup
Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, yarat penandaan, dan cara pengemasan jahe untuk bahan baku obat.

2.      Acuan Normatif
SNI 19-0428-1998, Petunjuk pengambilan contoh padatan.
SNI 01-3193-1992, Penentuan kadar minak atsiri.

3. Istilah dan definisi
3. 1. Jahe segar untuk bahan baku obat
Rimpang (rhizoma) dari tanaman jahe (Zingiber officinale var. Emprit), yang sudah tua/matang fisiologis, berbentuk utuh dan segar serta dibersihkan (Gambar l).

3. 2. Kesegaran
Jahe dinyatakan segar apabila kulit jahe tampak halus/tidak mengkerut, kaku, dan mengkilat.

3. 3. Bentuk rimpang
Rimpang jahe dinyatakan utuh apabia maksimal 2 anak rimpang patah pada pangkalnya.

3. 4. Rimpang betunas
Jahe segar dinyatakan rimpang bertunas apabila salah satu atau beberapa ujung dari rimpang telah bertunas.

3. 5. Kenampakan irisan melintang
Jahe segar apabila diiris melintang pada alah satu rimpangnya dinyatakan cerah apabila penampangnya berwarna cerah khas jahe segar.

3. 6. Serangga hidup, hama dan penyakit lain
Semua organisme yang dapat dilihat dengan mata tanpa pembesaran.

3. 7. Rimpang yang terluka
Rimpang yang luka pada jaringan endodermis.

3. 8. Rimpang busuk
Rimpag dinyatakan busuk apabila terdapat bagian yang lebih lunak yang disebabkan jamur atau bakteri dari rimpag yang masih segar.

3. 9. Kadar akstrak yang larut dalam air
Persentase ekstrak yang larut dalam air dari bahan yang elah dikeringkan di udara.

3. 10. Kadar ekstrak yang larut dalam etanol
Persentase ekstrak yang larut dalam etanol dari bahan yang telah dikeringkan di udara.

3. 11. Jumlah telur nematoda
Jumlah telur nematoda yang ditemukan dalam tiap gram cuplikan kering.

4. Syarat Mutu

3.      1. Syarat umum


Tabel 1. Spesifikasi Persyaratan Umum
No.
Jenis Uji
Persyaratan
1
Kesegaran Jahe
Segar
2
Rimpang Bertunas
Tidak ada
3
Kenampakan Irisan Melintang
Cerah
4
Bentuk Rimpang
Utuh
5
Serangga Hidup dan Hama Lain
Bebas








4. 2. Syarat Khusus

Tabel 2. Spesifikasi Persyaratan Khusus

No.
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
1
Rimpang yg Terkelupas Kulitnya (R/jml R), Maks
%
5
2
Rimpag Busuk (R/jml R)
%
0
3
Kadar Abu, maks
%
5
4
Kadar Ekstrak yg Larut dalam Air, maks
%
15,6
5
Kadar kstrak yg Larut dalam Etanol, min
%
4,3
6
Benda Asing, Maks
%
2
7
Kadar Minak Atsiri, Min
%
1,5
8
Kadar Timbel, maks
mg/kg
1
9
Kadar Arsen
mg/kg
Negatif
10
Kadar Tembaga
mg/kg
30
11
Angka Lempeng Total
Koloni/g
1 X 107
12
Telur Nematoda
Butir/g
0
13
Kapang dan Khamir
Koloni/g
Maks. 104

5. Cara Pengambilan Contoh
Cara pengambilan conth sesuai SNI 06-0428-1998, Petunjuk pegambilan contoh padatan.

6. Cara Uji
6. 1.  Kadar Abu

Cara uji kadar abu sesuai SNI 01-3187-1992, Bumbu dan rempah-rempah, penentuan abu total.

6. 2. ekstrak yang larut dalam air

Metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat terekstrak dalam air dari suatu bahan berdasarkan pada Materi Medika Indonesia, Jilid VI, 1995, Lampiran 9.

6. 2. 1. Bahan Kimia

Air deionisasi (air yang telah bebas dari ion-ion logam).

6. 2. 2. Peralatan

  1. Oven listrik
  2. Labu bersumbat
  3. Penyaring
  4. Cawan

6. 2. 3. Cara Kerja

Keringkan serbuk di udara, maserasi selama 24 jam, 5,0 g serbuk dengan 100 ml air kloroform (campuran 2,5 ml kloroform dengan air secukupnya hingga 1000 ml, kocok hinga larut) menggunakan labu bersumbat sambil berkali-ali dokocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring. Uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasarkan data yang telah di tera, Panaskan sisa pada suhu 105o  C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % ekstrak yang larut dalam air, dihitug terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

6. 2. 4. Cara menyatakan hasil

Kadar ekstrak yang larut dalam air (atas dasar cuplikan kering), persen berat = 100 (W1 – W2) W

Keterangan: W1 adalah berat cawan dan isinya dalam g
                        W2 adalah berat cawan kosong dalam g.
                        W adalah berat dalam g cuplikan kering untuk pengujian.

6. 3. Kadar ekstrak yang larut dalam etanol

6. 3. 1. Ruang lingkup

Metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat terekstrak dalam etanol dari suatu bahan berdasarkan pada Materia Medika Indonesia, Jilid VI, 1995, Lampiran 10.

6. 3. 2. Bahan kimia

Etanol 95 % (95 g etanol murni dalam 100 g larutan)

6. 3. 3. Peralatan
a.  Oven listrik
  1. Labu bersumbat
  2. Penyaring
  3. Cawan

6. 3. 4. Cara Kerja

Keringkan serbuk di udara, maserasi selama 24 jam, 5,0 g serbuk dengan 100 ml etanol (95 %), menggunakan labu bersumbat sambil bekali-kali dokocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol, uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam awan dangkal berdasarkan rata yang elah ditera, panaskan sisa pada suhu 105o C hinga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen ekstrak yang larut dalam etanol (95 %), dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

6. 3. 5. Cara menyatakan hasil

Kadar ekstrak yang larut dalam etanol (atas dasar cuplikan kering) persen berat = 100 (W1 – W2) W

Keterangan: W1 adalah berat cawan dan isinya dalam g
                        W2 adalah berat cawan kosong dalam g.
                        W adalah berat dalam g cuplikan kering untuk pengujian.

6. 4. Benda Asing

Cara uji penentuan benda asing sesuai SNI 01-3185-1992, Bumbu dan rempah-rempah, penentuan benda asing.

6. 5. Kadar minyak atsiri

Cara uji penentuan kadar mnyak atsiri sesuai dengan SNI 06-3193-1992, Penentuan kadar minyak atsiri cassia Indonesia.

6. 6. Cemaran logam (timbal (Pb) dan tembaga (Cu)).

Cara uji cemaran logam timbal dan tembaga sesuai SNI 19-2896-1992, Cara uji cemaan logam, butir 3. 4.

6. 7. Cemaran Arsen.

Cara uji cemaran arsen sesuai SNI 19-2896-1992.Cara uji cemaran logam, butir 6.

6. 8. Angka lempeng total

Cara uji angka lempeng total sesuai SNI 19-2897-1992, Cara uji cemaran mikroba, Butir 8.
Cara pemeriksaan mikroba No. 1.

6. 9. Telur nematoda

6. 9. 1. Ruang lingkup

Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah telur nematoda per gram cuplikan kering.

6. 9. 2. Prinsip

Telur nematoda akan terbawa pada larutan NaCl jenuh dan jumlahnya dihitung di bawah mikroskop.

6. 9. 3. Bahan kimia

Larutan garam NaCl jenuh (1 gram NaCl dalam 30 ml larutan).

6. 9. 4. Peralatan

  1. Timbangan anaitik,
  2. Saringan teh,
  3. Mikrofilter ukuran 0,25 mm,
  4. Slide mc master,
  5. Mikroskop binokuler.

6. 9. 5. Cara kerja

Cuplikan ditimbang dengan jumlah tertentu kemudian dicuci bersih dengan larutan garam jenuh. Hasil cucian disaring dengan saringan teh kemudian dilanjutkan dengan mikrofilter. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam slide Mc Master dan didiamkan selama 5 menit. Jumlah telur dihitung pada 1, 2, 3, 4, dan 5 strip.

6. 9. 6.Cara menyatakan hasil

Hasil perhitungan pada strip 1, 2, 3, 4, dan 5 dikalikan dengan 300, 150, 75, dan 60, kemudian dibagi dengan bobot cuplikan kering. Hasil yang dperoleh merupakan nlai terhitung per gram cuplikan.

7. Syarat penandaan

Kemasan diberi label yang ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur, data mudah terbaca dengan isi minimal sebagai berikut:
a)      Jenis / varietas
b)      Kadar air
c)      Tanggal panen
d)     Masa kadaluwarsa.

8. Cara pengemasan

Produk dikemas dalam suatu tempat/wadah yang tidak mengkontaminasi produk memungkinkan sirkulasi udara yang baik secara merata.

Bibliografi

Materia Medika Indonesia, Jilid VI, 1995, Lampiran 9.
Materia Medika Indonesia, jilid VI, 1995, Lampiran 10.